Jemparingan adalah panahan tradisional yang merupakan tradisi budaya di Keraton Mataram Jogjakarta. dalam perkembangannya Jemparingan gaya mataraman sudah menjadi wisata olahraga dan mengandung Sunnah nabi. Selain refreshing, ada olah phisik dan hati juga harus disertai niat ibadah karena sunnah yang berarti mengandung pahala bila dilakukan dengan niat ibadah dan ikhlas.
Banyak Even (Gladhen) ageng maupun alit untuk ajang bertemu silaturrahmi antar bregodo (julukan klub jemparingan) yang tersebar di Indonesia. Bukan piala yang menjadi target utama tetapi nilai keukhuwahan, keakraban dan sunnah yang menjadi target dalam olah raga ini.
Pada hari Kamis, 24 Desember 2020 Mahasiswa KKN Ponorogo di Desa Biting Kecamatan Badegan mengadakan acara Pelatihan Jemparingan bekerja sama dengan Bregodo Jemparingan Bangsren Purwantoro Jawa Tengah bertempat di lapangan Desa Biting diikuti oleh santriwati STID Al-Furqon Ponorogo. Sebanyak 40 peserta ikut ambil bagian dalam acara tersebut. Walau kondisi lapangan yang serba dadakan dan fasilitas penunjang lain hanya seadanya namun tidak mengurangi esensi dari jemparingan itu sendiri.
Jemparingan ini bukan hanya olahraga, rekreasi, membidik dan mengenai sasaran (target), tetapi lebih dari itu, manusia berusaha, akan tetapi hasilnya diserahkan padaNya, Begitu arahan yang disampaikan olah narasumber (Pelatih Jemparingan). Lebih lanjut disampaikan bahwa setiap langkah dalam mengambil anak panah baik yang menancap di sasaran maupun tidak merupakan sunah yang mendapatkan pahala, jika semua dilakukan dengan niat ibadah dan ikhlas.
"Kami sangat penasaran, mas.. saya pikir mudah, ternyata membuat poenasaran dan kalau dipikir lebih dalam, olahraga sunnah ini mengasyikkan, selain ada unsur pahala didalamnya, bisa silaturrahmi dan mengenal budaya tradisional kita sendiri" tutur salah satu peserta jemparingan yang berasal dari berbagai daerah ini.Sebagai tindak lanjut dari membudayakan tradisi sunnah ini, kami akan tindaklanjuti dengan mengadakan gladhen alit (latihan) dengan membuka tempat untuk latihan di desa kami (biting.red). kata Sundoyo selaku penanggungjawab dari tuan rumah.
Semoga budaya tradisonal yang sekaligus olahraga sunnah ini dapat membudaya di segenap pelosok masyarakat, dengan mengedepankan silaturrahmi dan meluruskan niat untuk mendapatkan pahala dari Nya. tentunya melibatkan berbagai pihak dan instansi..
Posting Komentar